Selasa, 17 Mei 2016

SEJARAH DESA KEBUMEN,KECAMATAN BANYUBIRU,KABUPATEN SEMARANG


Desaku adalah suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota,yang dihuni sekelompok masyarakat dimana sebagian besar pencahariaanya adalah seorang petani,dengan jmlah penduduk kurang dari 2000 orang.Awal mula terbentuknya desaku yaitu Pada tahun 1938 terjadi bencana alam di desaku berupa banjir bandang dan banjir bandang itu berasal dari Kali Pancur.Ada suatu tempat atau daerah yang dahulunya dikenal sebagai tempat pertapaan yang berada di Pereng Kuning.Tempat tersebut dijadikan sebuah tempat pengungsian oleh masyarakat penduduk desaku.Pada saat kejadian itu,juga ada kejadian perang antara Indonesia dengan belanda.Perang antara Indonesia dan Belanda terjadi kurun waktu yang lam.Masyarakat pun akhirnya menggungsi di tempat yang lain.Pada waktu masyarakat sedang menggungsi di tempat tersebut terjadilah bencana yang melanda tempat penggungsian dan daerah daerah sekitarnya.Banjir tersebut sanggat merugikan masyarakat dan menghancurkan pemukiman warga penduduk desaku dan sekitarnya.Bencana alam tersebut mengakibatkan kondisi pemukiman warga penduduk porak poranda dan masyarakat kalang kabut.Daerah yang dulunya satu bagian terpecah menjadi dua bagian,yaitu desa Likasan 1 dan Likasan 2.Desa likasan satu terletak di desa Kebumen,sedangkan desa Likasan dua terletak di desa Kepil.
Desa Kebumen yang sekarang menjadi tempat kelahiranku,terletak dibah dusun Kepil.Yang dulunya ada seorang raja yang sangat tampan  yang bernama raja Welmina yang keturunan dari orang belanda.Raja Welmina tersebut dapat menghentikan banjir dengan cara menggacungkan payung atau “CUNGPET”diacungkan payung itu banjirnya mampet atau berhenti.Ditempat kelahiran ku yaitu desa Kebumen yang dulunya suatu tempat yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan senjata perang orang-orang Belanda.Dikala itu masyarakat dijajah oleh Jepang hingga sampai tahun 1945  Indonesia merdeka dan penjajah Belanda mundur hingga tahun 1948.Setelah kemunduran penjajah Belanda,Jepang kembali menjajah sampai sekitar tahun 1951.
Masyarakat desaku waktu dahulu kehidupanya masih mengantungkan  dengan alam sekitar.Didesaku bermata pencahariaan sebagai petani.Sedangkan panenya hanya sekali dalam satu tahun,itupun belum tentu panennya berhasil atau gagal.Begitu saja masih dikenakan apeti oleh tentara-tentara Jepang,selain dikenakan apeti juga banyak garong atau rampok yang mengambil hasil panen penduduk atau sumber daya alam penduduk.Pada waktu itu warga desaku merasakan kesulitan dan kekurangan bahan makanan.Warga penduduk desaku mulai merasakan semakin lama semakin terhimpit dan tertindas oleh orang-orang Jepang dan para perampok.
Akhirnya sebagian masyarakat sementara banyak yang memutuskan untuk mengungsi lagi di daerah lain yang letaknya jauh dari pemukiman desa.Tempat penggungsiaanya berada di serandil,yang letaknya persis di bawah gunung Telomoyo.Para garong atau masyarakat biasa menyebutnya “gagahe neng ngerong” atau rampok.Semakin lama para rampok itu makin tidak mempunyai hati nurani dan tidak berperikemanusiaan pada sebagian  penduduk yang yang masih bertahan di desa kebumen.Pada siang hari para komplotan rampok tidak ada yang beroprasi,para komplotan perampok itu beroprasi pada malam hari disaat semua warga sudah tertidur lelap,dan perampok mulai menjalankan tugasnya untuk menggambil semua yang dimiliki masyarakat Kebumen.
Pada saat itu desaku belum ada penerangan  sama sekali sehingga para perampok dengan leluasa menggambil harta yang dimiliki para warga.Masyarakat disaat itu makan hanya dengan sisa rampokan yang masih bisa dimanfaatkan.masyarakat hanya makan hasil alam yang masih tersisa,yaitu seperti ketela,ubi-ubian,kacang-kacangan dan seadanya.Karena sudah kesal dengan ulah para oarang jepang dan perampok maka para pemuda,masyarakat dan perangkat desa membentuk sebuah organisasi OPR (Organisai Pembela Rakyat) yang hanya dengan didasari dengan sebuah ketekatan dan keberanian untuk melawan para penjajah yang telah merugikan desa kami.Kemudian para penjajah yang telah gugur dipenjarakan disebuah gedung,yang keberadaan gedung itu di wilayah Banyubiru yang sekarang wilayah banyubru menjadi sebuah kecamatan didesaku.Karena paara penjajah yang dipenjara sebagian laki-laki dan sebagian perempuan maka noni-noni yang dinamai intenerbisa dimanfaatkan masyarakat dengan cara menukarkan barang-barang kepunyaan noni-noni antara lain pakaian,perhiasan dan barangbarang berharga lainyayang ditukarkan dengan makanan .Para penduduk saat itu dapat merasakan kemerdekaan,dan menuai keuntungan yang sangat banyak.
Sekitar tahun 1990 listrik mulai masuk di desaku yaitu desa Kebumen tempat kelahiranku sampai saat ini.Dengan adanya listrik masuk didesaku masyarakat banyak sekali keuntungan yang didapat antara lain kejahatan juga perampokan yang selama ini menjadi momok bagi masyarakat kini sedikit demisedikit berkurang.Mata pencahariaan masyarakat desaku kini mulai menggalami banyak perubahan yang dulunya sangat kekurangan.Bukan hanya bertani masyarakat Kebumen juga bisa menciptakan home industri Tahu,Tempe,makanan snak lainya.Yang hasilnya lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Tetapi juga ada yang sebagian sebagai buruh pabrik dan para pedagang di pasar kebumen.
Didesaku adat istiadat dan norma agama sangat kuat.Mayoritas penduduk desaku mengganut agama islam.Dengan rahmad juga rezeki yang telah dilimpahkan maka tiap bulan sapar diadakan saparan atau slametan desa.Toleransi sosial yang ada didesaku sangat kuat,dan hubungan kekerabatan warga penduduk desa didasarkan pada paguyuban,nilai gotong royong yang masih subur,sehingga sanggat menggambarkan ciri khas dari pedesaan.
Desa Kebumen berdekatan dengan tempat rekreasi dan tempat pariwisata yaitu sebagai berikut; pemandaian muncul,pemancingan muncul,taman rekreasi,bukit cinta dan tak kalah lagi dekat dengan rawa pening.
Utuk menjaga keutuhan masyarakt biar tetap aman dan damai sampai saat ini masih diadakanya siskampling,guyup rukun,dan masih adanya tradisi jawa dari nenek mooyang sampai sekarang,antara lain kelompok yasinan,sekaten,padusan dan masih ada banyak lagi.Adat istiadat didesaku dari nenek moyang sampai sekarang masih dijunjung tinggi oleh penduduk desaku.Walaupun tempat tinggalku didesa,tapi tak kalah juga dengan orang yang bertempat tinggal dikota.Disekitar desaku sudah ada sekolahan negeri maupun suwasta,semisal; SD,MI,SMP,MTS,dan SMK juga sudan ada pondok pesantren,yang mempunyai kurang lebih 1500 santri.Walaupun  tempat tinggalku didesa tapi kebanyakan para pemuda di tempat tinggalku berlulusan sarjana,Para pemuda didesaku sanggat mempunyai semanggat yang tinggi tentang pendidika,dan sangat mengutamakan soal pendidikan.Para pemuda didesaku kebanyakan setelah lulus dari SMA langsung keluar dari desa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi,dan ada juga yang mencari sebuah penggalaman kerja.
Di desaku yaitu desa Kebumen ada 9 dusun atau dukuh.Antara lain;
1.      Dukuh Kepil
2.      Dukuh Likasari
3.      Dukuh Kebonwage
4.      Dukuh Kayumas Lor
5.      Dukuh Kayumas Kidul
6.      Dukuh Gentan
7.      Dukuh Tegaron Wetan
8.      Dukuh Sukodono
9.      Dukuh Demolo
Dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa tempat tinngalku tergolong dari pedesaan.Dari dulu hingga sekarang tempat tinggal yang aku  tempati adalah  didesa Kebumen.Dari riwayat keluargaku sampai sekarang masih bertempat tinggal sama seperti yang aku tempati sampai saat ini.Dan tempat tinggalku masih mempunyai ciri-ciri dan karakter yang kuat dari sebuah desa.Letak tempat tinggal ku cukup strategis,dan dekat dengan pegunuggan.Sehingga cuaca udaranya sanggat sejuk tidak seperti dengan cuaca diperkotaan.Masyarakat didesa ku juga masih percaya dan memegang teguh adat dan tradisi yang ditinggalkan para leluruh.
Kebiasaan yang masih dilakukan didesaku sampai saat ini yaitu para penduduk berlomba-lomba untuk bergotong  royong dalam membantu tetangga sekitar dan juga biasanya penduduk desaku menghabiskan waktu senggang dengan bersama.Kebanykan ditempat tinggalku tiap depan rumah ada tempat duduk,dan itu telah dijadikan dari sebuah tradisi ditempat ku  dengan makna tersendiri yaitu untuk bersilaturahmi dengan tetangga lain dan merupakan simbul keterbukaan antara tetangga.
Itulah sedikit cerita tentang tempat tinggalku,yaitu desa kebumen.

PEMANDIAN MUNCUL - KEBUMEN - BANYUBIRU - KABUPATEN SEMARANG

Address: JL. Raya Muncul, Rowoboni